Sahabat, perkataan Anda mengandung kuasa, karena itu
kita perlu berhati-hati. Perkataan seseorang menggambarkan apa yang ada di
dalam hatinya, sekaligus menunjukkan siapa dia sesungguhnya. Dengan kata lain,seseorang
yang jahat atau baik ditandai melalui kata-kata yang keluar dari mulutnya.
Kata Ya dan Tidak, ternyata memiliki dampak yang luar biasa bagi yang
memperkatakannya; baik atau buruk tergantung pada siapa dan kapan kata-kata itu
dipergunakan. Untuk bisa berkata tidak terhadap dosa atau
perkara-perkara yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan dibutuhkan keberanian dan
ketegasan.
Simak apa yang dikatakan oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego di hadapan raja Nebukadnezar, "Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu." (Daniel 3:17-18).
Tiga orang muda ini berani berkata tidak terhadap raja, berani menolak untuk tidak menyembah patung emas yang didirikan oleh raja Nebukadnezar. Suatu keputusan yang membawa resiko pada diri orang yang mengucapkannya: mereka harus dibuang ke dapur perapian yang dibuat tujuh kali lebih panas dari yang biasa (baca Daniel 3:19). Hal ini juga dialami oleh Daniel, yang karena berani berkata tidak terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh raja, ia dimasukkan ke dalam gua singa.
Seseorang yang berani berkata tidak terhadap dosa beroleh pembelaan dari Tuhan. Sadrakh, Mesakh, Abenego dan juga Daniel mengalami mujizat yang luar biasa. Di akhir zaman ini Tuhan mencari orang-orang yang memiliki keberanian berkata tidak terhadap dosa. Sebaliknya berkatalah ya terhadap perkara-perkara rohani yang dari Tuhan, karena di balik dua kata sederhana itu ada dampak yang luar biasa!